Ketua Tim Pengembang Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang juga Dekan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Prof. Dr. Drs. Raden Boyke Mulyana, M.Pd., mengatakan bahwa sudah menjadi rahasia umum, jika atlet-atlet dan pelatih-pelatih nasional lahir dari Universitas Pendidikan Indonesia.
“Sivitas akademika FPOK UPI selama ini selalu hadir dalam memberikan kontribusi positif bagi kemajuan olah raga. FPOK hadir untuk memberikan kontribusi pada peningkatan prestasi olah raga nasional juga dalam bidang pelayanan kesehatan melalui sport medicine–nya, baik di tingkat provinsi maupun nasional.,” ujar Prof. Boy.
Lebih dari itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia juga memberikan amanat kepada UPI untuk membina dan meningkatkan prestasi atlet-atlet potensial muda dan berbakat untuk melakukan persiapan olimpiade.
Berdasarkan hal tersebut, lanjutnya, kami berpikir alangkah baiknya apabila semua layanan tersebut ada di UPI, ada pembinaan atlet juga ada layanan kesahatan. Oleh karena itu, kami berinisiasi untuk mengkolaborasikan keduanya, antara olah raga dan kesehatan melalui Fakultas Kedokteran.
Ditegaskan Prof. Boy,”Semangat utama pendirian Fakultas Kedokteran UPI adalah untuk melayani masyarakat. FK UPI didedikasikan untuk melayani masyarakat terutama dalam bidang kesehatan. Hal tersebut menjadi dasar utama untuk mendirikan Fakultas Kedokteran di Universitas Pendidikan Indonesia.”
Proses visitasi oleh Konsil Kedokteran Indonesia memberikan gambaran dan arahan kepada kami untuk melengkapi apa-apa yang dirasa kurang, karena jika tidak divisitasi akan menghambat semuanya.
Prodi-prodi di luar FK akan saling melengkapi. Misal, FPOK membutuhkan kelengkapan-kelengkapan yang ada di Kakultas Kedokteran, pun sebaliknya, namun tidak boleh bermigrasi.
Mencermati hal tersebut, Rektor UPI Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., mengatakan bahwa sebagai pimpinan universitas, pihaknya memiliki kewajiban untuk memaksimalkan penggunaan seluruh perangkat akademik yang ada tanpa mengganggu kebutuhan yang lainnya.
“Jangan sampai ada yang nganggur. Jadi, tentu saja kebutuhan-kebutuhan itu terpenuhi dan sepanjang itu tidak mengganggu yang utama tidak salahnya. Ini bisa dimanfaatkan oleh fakultas atau prodi yang lain. Justru ini yang disebut dengan konsep cross-fertilization. Ini supaya nanti mungkin olah raganya makin kuat dengan keberadaan Fakultas Kedokteran, dan sebaliknya juga Fakultas Kedokteran mendapat dukungan dalam bidang ilmu tertentu dari fakultas olah raga,” ungkap Rektor. (dodiangga)